Instalasi Rehabilitasi Medik

Melayani :

  1. Pelayanan konsultasi & Pemeriksaan Fisik dengan Dokter Sp. KFR (Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi)
  2. Fisioterapi
  3. Okupasi Terapi
  4. Terapi Wicara

(Ruang Terapi)

FISIOTERAPI

Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisis, elektroterapeutis dan mekanis) latihan fungsi dan komunikasi. (kepmenkes 1363 tahun 2021). Tujuan dari dilakukannya fisioterapi adalah mengembalikan fungsi tubuh setelah terkena penyakit atau cedera.

Kapan Anda Membutuhkan Perawatan Fisioterapi?

Adalah kondisi yang diindikasikan adanya gangguan kapasitas fisik (otot, tulang, persendian, saraf dll.) dan kemampuan fungsional, diantarannya:

  1. Neurologis (Saraf)
    • Fisioterapi neurologis adalah membantu orang-orang yang mengalami kelainan atau penyakit neurologis (saraf), seperti penyakit Alzheimer, cerebral palsy, cedera/gegar otak, multiple sclerosis, parkinson, cedera saraf tulang belakan dan stroke. Umumnya, kelainan yang terkait dengan kondisi neurologis berupa gangguan yang terjadi pada penglihatan, keseimbangan, aktifitas, gerakan dan berkurangnya kebebasan fungsional tubuh.
  2. Geriatric (Manula)
    • Fisioterapi geriatric memiliki cakupan yang luas berhubungan dengan isu-isi seputar orang yang sudah melewati batas usia orang dewasa normal, tapi fokus umumnya adalah pada orang lanjut usia.
  3. Cardiopulmonary (Jantung & Paru)
    • Fisioterapi rehahabilitasi cardiopulmonary menangani berbagai keadaan pasien yang berhubungan dengan kelainan pada jantung dan paru seseorang atau orang yang baru selesai menjalani operasi jantung atau paru.
  4. THT
    • Sinusitas (Radang pada sinus)
    • Rinitis
    • Tinitus
  5. Pediatric
    • Fisioterapi pediatric membantu mendeteksi masalah kesehatan lebih dini dan menangani masalah perkembangan, keterlambatan tumbuh kembang pada anak.
  6. Orthopaedi
    • Fisioterapi orthopaedi mendiagnosa, mengelola dan menangani pasien yang mengalami kelainan dan luka-luka pada sistem musculoskeleta termasuk rehabilitasi setelah menjalani bedah orthopaedi. Fisioterapis orthopaedi dilatih untuk terampil dalam menangani pasien pasca bedah akut, radang sendi (arthritis), keseleo (sprain), strain (kaku otot/tegang), sakit punggung & leher, gangguan tulang belakang dan amputasi.
  7. Gigi & Mulut
    • Trismus / Gangguan membuka rahang
    • Paska dislokasi sendi rahang

TERAPI WICARA

Terapi wicara merupakan prosedur terapi yang digunakan untuk mengatasi masalah bicara, khsusunya pada anak-anak. Tujuan dari terapi ini adalah untuk meningkatkan kemampuan bicara dan mengekspresikan bahasa pada anak. 

Selain bahasa yang bersifat verbal, terapi ini juga dapat melatih bentuk bahasa nonverbal. Terapi ini mengembangkan dua hal untuk hasil yang optimal. Hal yang pertama adalah mengoptimalkan koordinasi mulut agar dapat menghasilkan suara untuk membentuk kata-kata. 

Olah mulut ini merupakan tahapan yang cukup penting. Tujuannya agar pasien bisa membuat kalimat lancar, artikulasi yang jelas dan volume suara yang cukup. Hal yang kedua adalah mengembangkan pemahaman berbahasa dan upaya mengekspresikan bahasa.

Siapa saja yang memerlukan terapi wicara ?

Bagi orang yang gagap dalam bicara / ketidak lancaran dalam berbicara, kesulitan dalam membentuk bunyi / gangguan dalam artikulasi, suku kata, atau kalimat sehingga orang lain sulit mengerti ucapannya (sering disebut bahasa planet), autisme, kesulitan memahami atau mengolah bahasa.

Secara umum, kondisi anak yang mengalami masalah tersebut sehingga memerlukan terapi wicara antara lain :

  1. Ada gangguan pada rongga hidung dan mulut misalnya bibir sumbing
  2. Penyandang Autisme
  3. Penyandang Down Syndrome
  4. Mengalami masalah pendengaran
  5. Anak dengan kondisi Cerebral Palsy
  6. Ada gangguan otot dan saraf yang terkait dengan kemampuan wicara

Okupasi Terapi

Okupasi Terapi adalah bentuk pelayanan kesehatan kepada pasien dengan kelainan atau kecacatan fisik dan atau mental yang mempunyai gangguan pada kinerja okupasi dengan menggunakan aktifitas bermakna (Okupasi) untuk mengoptimalkan kemandirian individu pada area AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI, PRODUKTIFITAS dan PEMANFAATAN WAKTU LUANG. (Permenkes No. 23 2013). Okupasi Terapi membantu mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada masa tumbuh kembang anak.

(Ruang Terapi Okupasi Terapi)

Beberapa kondisi yang bisa ditangani okupasi terapi yaitu :

  1. Autisme
  2. ADD / ADHD (Hiperaktif)
  3. Down Sindrome / Retarasi mental
  4. Learning Disability (Gangguan proses belajar)
  5. Cerebral Palsy
  6. Developmental Delay / keterlambatan perkembangan secara umum (Postural control, Gangguan interaksi, Gangguan dalam tahapan perkembangan dll.)

KINERJA OKUPASIONAL MELIPUTI :

  1. ADL / aktifitas kehidupan sehari-hari meliputi makan, minum, berpakaian, mandi, berhias, memasak, mencuci, mobilitas fungsional dll.
  2. Productivity / kerja / akademik meliputi aktifitas sekolah (membaca, menulis, berhitung dll.)
  3. Aktifitas waktu luang misalnya rekreasi atau eksplorasi pemanfaatan waktu luang.

Jenis Terapi yang di lakukan Okupasi Terapi :

  1. Terapi Sensori Integrasi
  2. Terapi Perilaku
  3. Terapi Modalitas (Play terapi, terapi aktivitas)
  4. Terapi untuk Kognitive Persepsi
  5. Prescholling Therapi (Pre Writing Skills), pembelajaran konsep dasar dll.